Dimana
Harus Berinvestasi Selama Inflasi?
Awal bulan lalu, the Fed telah memutuskan untuk
melakukan kebijakan stimulus tahap ketiganya dengan dalih mendasar yaitu sebagai
bagian dari upaya dunia membawa perekonomian meluncur kembali ke dasar yang
kuat. Alhasil, investor pun telah berbondong-bondong ke emas, menjadikannya
sebagai tempat berlindung yang aman, seperti yang biasa mereka lakukan ditengah
ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini. Walaupun the Fed telah berjanji untuk
menghindari inflasi, namun bagaimana jika mereka tidak dapat menepatinya?
Dalam buku Warren Buffet, The Essays of Warren Buffet: Lesson for Corporate America, Oracle of Omaha (julukan untuk Warren
Buffet) menghabiskan waktunya untuk membahas gagasan berinvestasi dalam suasana
inflasi, seperti yang dijelaskan Nat Stewart pada Seeking Alpha. Gagasan dalam
buku tersebut umumnya membahas tentang goodwill akuntansi vs. goodwill ekonomi
dan light asset (ROI yang tinggi pada
modal bisnis) vs. “hard asset” bisnis padat modal (pengembalian yang lebih
rendah pada modal investasi).
Ketika perusahaan dapat memanfaatkan aset bersih
berwujud mereka untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih unggul, maka
nilai premium atas bukti fisik bersih adalah goodwill ekonomi. Dan tentu saja,
ketika sebuah bisnis dibeli dengan harga diatas nilai aset bersih, itu
merupakan goodwill akuntansi. Dalam istilah sederhana, goodwill ekonomi riil
tidak bergeser kebawah (menurun) dari waktu ke waktu. Melainkan naik secara
nominal berdampingan dengan tingkat inflasi.
Sangat menarik untuk dicatat mengapa ia percaya hal ini
terjadi. Pertama, bisnis aktiva-berat ini harus tetap terus diinvestasikan
kembali hanya untuk mempertahankan posisi relative pasar mereka serta angka
penjualannya. Kedua, ketika seluruh harga naik, setiap keuntungan dari harga
penjualan yang lebih tinggi hampir dinegasi oleh meningkatnya biaya yang
berkaitan dengan belanja modal yang lebih tinggi.
Disisi lain, sebuah bisnis aktiva-ringan lebih kecil
modal intensif nya. Dengan demikian, mampu untuk berinvestasi lebih sedikit
serta masih bisa mempertahankan posisi relatifnya ditengah suasana inflasi.
Diatas semua itu, bahkan mampu menaikkan harga kepada konsumen sehingga bisa
mendapatkan lebih banyak dari setiap dolar yang diinvestasikannya.
Kuncinya adalah menyadari bahwa bisnis ini cenderung
tampak lebih mahal dibandingkan dengan aktiva-berat, bisnis dengan ROI yang
rendah. Tapi seperti logika Buffet yang mengindikasikan bahwa usaha ini sebenarnya
bernilai lebih, dan nilai relative mereka hanya tumbuh pada kondisi inflasi.
Kamu dapat mengetahuinya setelah pengembalian pajak
atas modal yang nyata dengan masalah matematis untuk menentukan apakah sebuah
bisnis memenuhi syarat sebagai lindung nilai inflasi yang baik. Ini merupakan
salah satu yang dapat diterapkan investor cerdas pada skenario ekonomi saat
ini. Bahkan jika mereka cerdik, mereka dapat membuat sedikit keuntungan walaupun
the Fed terus mencetak uangnya lebih banyak lagi.
Post a Comment