QE3: Obat Penenang Yang Membawa Efek Jangka Panjang Pada Kehancuran

Friday, September 21, 20122comments

Hampir satu tahun terakhir ini pasar begitu mengharapkan the Fed sebagai Bank Sentral AS kembali menggelontorkan program stimulus untuk menggenjot ekonomi di Negara tersebut. Harapan pasar akhirnya terjawab setelah the Fed pada Kamis malam (13/9) menjabarkan detail kebijakan stimulus tahap ketiganya yang akan menjadi jauh berbeda dari QE1 dan QE2. Kedua putaran pelonggaran kuantitatif tersebut memiliki durasi yang terbatas. Namun kali ini, pelonggaran kuantitatif akan bersifat terbuka (tidak berbatas).

The Fed akan membeli Mortgage-backed Securities (MBS) atau Sekuritas berbasis Mortgage senilai  $ 40 miliar per bulan sampai mereka merasa bahwa perekonomian telah berada pada kondisi yang cukup baik. Bagi mereka yang bingung dengan istilah-istilah seperti "Pelonggaran Kuantitatif" dan "Mortgage-backed Securities", apa yang Federal Reserve katakan pada dasarnya adalah seperti ini: "Kami akan mencetak uang sebanyak-banyaknya dan membeli barang-barang selama kami merasa itu diperlukan". Selain itu, Federal Reserve juga telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang paling rendah hingga pertengahan 2015.

Media-media utama Keuangan menyebut QE3 sebagai kemenangan besar bagi Ekonomi AS. Tapi apakah ini benar-benar merupakan sebuah kemenangan bagi ekonomi AS?.. Apakah ini benar akan membantu pemulihan ekonomi riil AS?.. Ataukah ini hanya akan mempercepat kehancuran dollar AS?.. Dan bagaimana dampak ke depan sesungguhnya bagi AS dan dunia?

Terlepas dari dua putaran pelonggaran kuantitatif sebelumnya, pendapatan rumah tangga rata-rata masih jatuh selama empat tahun berturut-turut, angka tenaga kerja belum bangkit kembali sejak akhir resesi terakhir, dan penjualan rumah baru tetap pada rekor terendah.

Jadi apa yang telah dicapai dari kedua putaran pelongggaran kuantitatif sebelumnya? Yang saya tahu hanyalah pencapaian pada kenaikan harga aset-aset keuangan. Kenyataannya, adalah bahwa orang kaya lah yang memiliki saham. Bahkan, 82% dari semua saham secara individual dimiliki oleh 5% orang terkaya dari seluruh rakyat Amerika. Begitupun juga mereka yang berinvestasi di komoditas, kita bisa lihat harga emas, perak, minyak ataupun komoditas pertanian memperlihatkan pencapaian terbaiknya. Yang pada sisi lain juga berarti bahwa rata-rata penduduk Amerika harus membayar lebih untuk kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan bensin.

Sebuah Artikel CNBC baru-baru ini membahas laporan yang sangat menarik dari Bank of England tentang pelonggaran kuantitatif …

Dikatakan bahwa kebijakan pelonggaran Bank of England – mirip dengan milik the Fed – telah menguntungkan sebagian besar orang kaya.
Secara khusus, ia mengatakan bahwa program QE nya telah mendorong nilai saham dan obligasi sebesar 26% atau sekitar $ 970 miliar. Dikatakan bahwa 40% dari keuntungan mereka, 5% nya dimiliki oleh rumah tangga terkaya.

Kali ini the Fed memfokuskan untuk membeli MBS atau Sekuritas berbasis Mortgage. Ya, sebuah sampah keuangan yang sama yang telah menyebabkan krisis terakhir. The Fed berencana untuk melahap puluhan miliar dolar dari sampah setiap bulannya. Dan tidak satu sen dolar pun dari miliaran dolar tersebut jatuh ke tangan rakyat Amerika. 



Jadi, daripada bank mempertaruhkan uangnya keluar untuk dipinjamkan, mereka memarkirkan uangnya di Bank Sentral dan membuat keuntungan bebas resiko selama yang mereka inginkan.

Tentu saja, salah satu masalah terbesarnya adalah bahwa the Fed masih harus “membayar” bank-bank tersebut agar mereka tidak memberikan pinjaman. Ya, anda membacanya dengan benar.

Dan jika the Fed benar-benar ingin bank-bank tersebut memulai pinjamannya lagi, yang Fed harus lakukan adalah berhenti “membayar” mereka. Tapi tentu saja, jika $ 1.5 triliun dolar lebih tiba-tiba mulai mebanjiri perekonomian mereka (terutama setelah kita mempertimbangkan multiplier effect) mereka akan berhadapan dengan mimpi buruk inflasi seperti yang pernah kita lihat sebelumnya.
Selanjutnya, seperti yang kita tahu, salah satu alasan utama QE3 adalah angka tenaga kerja yang semakin memburuk. Tapi apakah QE1 dan QE2 telah menciptakan lapangan tenaga kerja?

Seperti yang bisa kita lihat dari grafik berikut, persentase usia kerja orang Amerika yang memiliki pekerjaan jatuh secara dramatis selama resesi terkahir dan belum bangkit kembali sejak saat itu meskipun dua putaran pelonggaran kuantitatif telah dilakukan sebelumnya hingga masuk ke pelonggaran kuantitatif ketiga saat ini.


Begitupun dengan penjualan rumah-rumah baru, media-media utama selama ini masih mendukung omong kosong the Fed dan menjanjikan bahwa penjualan rumah akan segera naik, kenyataannya..



Lalu kenapa harus melakukan hal yang sama saat kedua putaran pertama sebelumnya tidak memberikan hasil?

Menurut saya,  pelonggaran kuantitatif dilakukan hanya cenderung untuk memompa nilai pasar saham. Karena banyak uang dari QE3 akan berakhir dengan dimasukkan ke dalam saham dan investasi lainnya.

QE3 juga mungkin akan menyebabkan harga komoditas naik, seperti yang telah terjadi pada QE1 dan QE2. Yang berarti bahwa rakyat Amerika akan membayar lebih untuk bensin, makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Padahal tidak sedikitpun uang ekstra dari QE3 masuk ke kantong mereka.

Dan Kebijakan the Fed untuk menjaga “suku bunga di level terendah” adalah hal yang paling kejam bagi mereka yang menyimpan dana pensiun atau mengandalkan pendapatan bunga untuk biaya hidup mereka.

Ini hanya akan membuat jurang perbedaan antara “si kaya” dan “si miskin”. Singkatnya, membuat si kaya semakin kaya dan yang miskin semakin sengsara.

Seperti yang pernah saya baca beberapa hari sebelumnya di sebuah artikel CNBC, Donald Trump memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan tentang QE3 …

“Orang-orang seperti saya yang akan mendapatkan keuntungan dari ini”

Beberapa orang dalam komunitas keuangan pun jelas menyadari hal ini. Misalnya, lembaga peringkat kredit Egan-Jones menurunkan peringkat kredit AS menjadi AA- pada hari Jumat minggu lalu. Alasan utama mereka menurunkan peringkat itu adalah QE3.

Tidak jauh berbeda, pada Selasa (11/9) lembaga peringkat kredit utama Moody’s pun mengancam akan menurunkan peringkat kredit AS jika pada akhir tahun ini pemerintah gagal mencari cara menghindari bahaya jurang yang disebut fiscal. Lembaga-lembaga peringkat kredit tahun lalu mengeluarkan peringatan yang sama saat Kongres dan Gedung Putih melakukan perdebatan tentang plafon hutang AS. Meskipun Moody tidak menurunkan peringkat hutang AS pada saat itu, S&P, salah satu dari tiga lembaga peringkat besar telah menurunkan peringkat hutang AS dari AAA menjadi AA+.


Total keseluruhan hutang AS sampai dengan saat ini mendekati $ 16 triliun dolar, melonjak ke level 101.5% dari PDB AS. Dibandingkan dengan Zona Euro, yang memiliki populasi dan perekonomian yang jauh lebih besar dibandingkan AS namun hampir mendekati kehancuran padahal  total keseluruhan hutangnya masih di level 87.2% dari PDB.

Tapi siapa yang peduli dengan jangka panjang, kan? Selama mereka masih  bisa meredam pasar dan meningkatkan nilai aset-aset mereka. Karena tidak ada yang tahu bagaimana mereka dapat keluar dari krisis yang berkepanjangan ini tanpa mencetak uang baru dan memperbaiki masalah hutang yang berlebihan tanpa mengeluarkan lebih banyak hutang lagi.
Share this article :

+ comments + 2 comments

September 21, 2012 at 5:33 PM

nice treads.... keep moving budy...:D

September 21, 2012 at 5:35 PM

btw... please stamp u'r source...

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Enhancing the News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template